PERSEPSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP/MTs TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Authors

  • Sutirna Sutirna Fakultas Agama Islam UNSIKA

Abstract

ABSTRAK

Pendidikan yang bermutu adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utama dalam pendidikan secara sinergis, yaitu bidang administratif dan  kepemimpinan, bidang instruksional atau pembelajaran, serta bidang pembinaan siswa (Bimbingan dan  Konseling). Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan  pengajaran dengan mengabaikan bidang bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan  terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek psikososiospiritual. (Djawad Dahlan & Juntika, 2007: 173; Sunaryo, 2008: 185).

Proses pembelajaran yang selama ini masih cenderung berpusat pada guru (teacher centred), tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik jika peserta didik memiliki ilmu yang lebih, tidak ada perubahan cara mengajar, selalu berpikir negatif (negatif thinking), pembelajarannya tidak menyenangkan; dan  guru tidak mau menjadi seorang “Agen of The Change”. sehingga kualitas hasil belajar bangsa Indonesia jika dibandingkan dengan Negara-negara tetangga jauh ketinggalan.

Pengetahuan Guru PAI tentang layanan Bimbingan dan  Konseling sebagian besar sudah mengenal sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah, namun ketika mereka menajadi tenaga pendidik belum pernah melakukan PBM berbasis prinsip prinsip layanan Bimbingan dan  Konseling, hal ini disebabkan oleh pengetahuan tentang Bimbingan dan  Konseling hanya didapat saat duduk dibangku kuliah saja dengan bobot 2 SKS

Dari kenyataan itu, maka proses pembelajaran bagi guru mata pelajaran PAI berbasis memahami prinsip layanan Bimbingan dan  Konseling merupakan model pembelajaran yang akan membawa paradigma baru dalam cara mengajar dengan harapan anak lebih bermakna dalam belajar serta memiliki aspek biopsikososial yang tinggi sehingga pada gilirannya akan membawa prestasi belajar siswa menjadi lebih baik. Oleh karena itu pemahaman tentang Bimbingan dan  Konseling untuk para guru PAI sangat diperlukan keberadaannya sehingga harapan dapat menghasilkan anak didik yang pandai dan  memiliki aspek biopsikososial.

 

Kata Kunci :Bimbingan dan  Konseling, proses pembelajaran, agent of change

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Barnet Berry at.al (2011). Teaching 2030. NEA Profesionnal Library : Washington DC.

Depdiknas, (2004). Dasar Standarisasi Profesi Konseling. Jakarta : Bagian Proyek Peningkatan Tenaga Akdemik Dirjen Dikti

Djawad Dahlan (2007). Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Depdiknas

Juntika (2002). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Bandung.

Kompas, Edisi tanggal 16 Oktober 2016.

Sunaryo, K (2008). Kompilasi Perkuliahan Konseling Lintas Budaya. Makalah pada Perkulihan Program Pascasarjana UPI Bandung.

Sutirna (2004). Pembelajaran Matematika Bernuansa Bimbingan dan Konselingdi SMP Negeri 2 Karawang. Tesis : UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Sutirna (2011). Model Pengembangan Program Bimbingan dan Konselingdi Pendidikan Non Formal. Disertasi : UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

TIM (2005). Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Fokus Media.

Tim (2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Dirjen PMPTK Depdiknas.

Published

2020-12-31

How to Cite

Sutirna, S. (2020). PERSEPSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP/MTs TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Wahana Karya Ilmiah Pendidikan, 4(02), 1–12. Retrieved from https://journal.unsika.ac.id/index.php/pendidikan/article/view/781