https://journal.unsika.ac.id/agrimanex/issue/feedJurnal Agrimanex: Agribusiness, Rural Management, and Development Extension2024-09-30T12:37:18+07:00Dr Kuswarini Sulandjarijurnalagrimanex@unsika.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>About This Journal</strong></p> <p>Agrimanex Journal: Agribusiness, Rural Management, and Development Extension is a peer-reviewed journal published by Agribusiness Department, Faculty of Agriculture, University of Singaperbangsa Karawang collaborated with the Agribusiness Association of Indonesia (AAI). The collaboration MoU can be downloaded <u>here</u>.</p> <p>The Agrimanex Journal was preliminarily published in September 2020. This journal focuses on the study as well as development of Agricultural Socioeconomic Sciences and Agribusiness. <strong>The agribusiness</strong> itself is an agricultural-based business and agricultural system whose organization and management are rationally designed to obtain maximum commercial added value by producing goods and services demanded by the market through the process of biological transformation of biota (plant, livestock, fish), farming process, post-harvest, cultivation and commerce. Furthermore, <strong>the rural management</strong> is the village's ability to manage human resources in terms of community and natural resources according to the characteristics of the village. <strong>The development counselling</strong> turns out as activity of process of social, economic and political transformation to empower and strengthen community capabilities through a teamwork learning process. Therefore, there can be expected that there are changes occurred of all stakeholders’ behavior (individuals, groups, institutions) involved in the development process in order to have a better, empowered, independent and dynamic life in terms of welfare and sustainability.</p> <p>The Agrimanex Journal examines three scientific points in accordance with the development of science and technology in Indonesia.</p> <p>This journal is published twice in a year, every March and September.</p>https://journal.unsika.ac.id/agrimanex/article/view/12023Analisis Pengaruh Nilai Konsumsi terhadap Niat Beli Pada Produk Sayuran Organik di Kabupaten Karawang 2024-08-01T04:05:37+07:00Rosdiana Mandasarirosdiana.mndsr10@gmail.comFatimah Azzahrafatimah.azzahra@faperta.unsika.ac.idIndrajit Wicaksanaindrajit.wicaksana@faperta.unsika.ac.id<p>Maraknya tren gaya hidup sehat, meningkatkan kesadaran dan kebiasaan masyarakat dan mulai beralih mengonsumsi produk pertanian organik. Jenis produk pertanian organik salah satunya yaitu sayuran organik. Hal ini mendorong adanya perubahan persepsi dan perilaku konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengidentifikasi pengaruh nilai konsumsi terhadap niat beli pada sayuran organik di Karawang. Populasi penelitian ini adalah konsumen yang mengetahui sayuran organik dan pernah mengonsumsi sayuran organik di Karawang. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 115 responden secara <em>purposive sampling</em>. Analisis data menggunakan analisis SEM-PLS. Temuan pada penelitian ini adalah nilai konsumsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli pada sayuran organik di Karawang. Berdasarkan hasil, terdapat tiga nilai konsumsi yang memiliki pengaruh lebih besar yaitu nilai fungsional, nilai sosial, dan nilai kondisional.</p>2024-09-11T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Agrimanex: Agribusiness, Rural Management, and Development Extensionhttps://journal.unsika.ac.id/agrimanex/article/view/11936Analisis Persepsi dan Minat Mahasiswa dalam Memutuskan Menjadi Petani Millenial2024-07-11T16:50:54+07:00Mayhilda Nitaminmayhilda1720@gmail.comMaulidar Maulidarnmayhilda1720@gmail.comDimas Bagus Susantonmayhilda1720@gmail.comRina Novi Yaninmayhilda1720@gmail.comBanta Dimannmayhilda1720@gmail.comRia Rimfani Musnanmayhilda1720@gmail.com<table> <tbody> <tr> <td width="619"> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Millennials are Generation Y or individuals born after Generation X around 1980-2000. The decline in interest among young people today, also called millennials, is one of the problems faced in realizing sustainable agriculture. The perception of young people towards the profession of a farmer has also become a problem that has resulted in a decrease in the number of farmers in Indonesia. The purpose of this study was to find out what factors influence the perception and interest of students in the Agribusiness Study Program, Faculty of Agriculture, Teuku Umar University, in deciding to become millennial farmers and to find out the relationship between perception and student interest in deciding to become millennial farmers. The study results showed that in internal factors, the level of knowledge was categorized as high at 75.5%, the level of motivation was categorized as low at 60%, and the level of cosmopolitanism was categorized as low at 71.60%. In external factors, parental support was categorized as low at 87%, community support as high at 88%, government support as low at 80%, and the use of technology as high at 70%. The correlation between the interest and perception variables is 0.511 with a sig. (2-tailed) figure of 0.001, which is smaller than the limit of α = 0.05, which means that there is a significant relationship between the two perception variables and the interests of Agribusiness Study Program students in deciding to become millennial farmers.</em></p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>farmers, interest, millenials, perception</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Milenial merupakan generasi Y atau sekelompok individu yang lahir setelah generasi X sekitar tahun 1980-2000. Penurunan minat kalangan muda saat ini atau disebut juga para millennial menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. Persepsi kalangan muda terhadap profesi sebagai petani pun menjadi sebuah permasalahan yang mengakibatkan turunnya jumlah petani di Indonesia. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi dan minat mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar dalam memutuskan menjadi petani millennial; dan ingin mengetahui hubungan persepsi dengan minat mahasiswa dalam memutuskan menjadi petani millennial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada faktor internal diperoleh tingkat pengetahuan berkategori tinggi sebesar 75,5%, Tingkat motivasi berkategori rendah sebesar 60%, tingkat kekosmopolitan berkategori rendah sebesar 71,60%. Pada faktor eksternal diperoleh dukungan orang tua berkategori rendah dengan nilai 87%, dukungan Masyarakat berkategori tinggi sebesar 88%, dukungan pemerintah berkategori rendah sebesar 80%, penggunaan teknologi berkategori tinggi sebesar 70%. Korelasi yang terjadi antara variabel minat dengan persepsi adalah 0,511 dengan angka sig. (2-tailed) adalah 0,001 lebih kecil dari pada batas α = 0,05, yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel persepsi dan minat mahasiswa Program Studi Agribisnis dalam memutuskan menjadi petani millennial.</p> <p> </p> </td> </tr> </tbody> </table>2024-09-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Agrimanex: Agribusiness, Rural Management, and Development Extensionhttps://journal.unsika.ac.id/agrimanex/article/view/12067Penentu Motivasi Petani dalam Adopsi Teknologi Budidaya Padi Sebagai Upaya Mengoptimalkan Produktivitas 2024-08-22T12:41:53+07:00Muhamad Rom Ali Fikriromyfikri@gmail.comMohamad Sam'unalifikri@faperta.unsika.ac.id<p>Kabupaten Karawang merupakan penghasil beras terbesar kedua di Provinsi Jawa Barat yang menjadi potensi tersendiri untuk mengoptimalkan produktivitas dengan mengadopsi teknologi budidaya padi yang baik dan modern. Pada proses adopsi diperlukan motivasi dan pertisipasi petani yang tainggu untuk menjalankannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penentu motivasi petani dalam adopsi teknologi budidaya padi sebagai upaya mengoptimalkan produktivitas. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Penentuan sampel dilakukan secara random sampling dengan jumlah 50 responden terdiri dari anggota gapoktan di Desa Rangdumulya, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang. Hasil penelitian menunjukkan motivasi petani pada setiap komponen motivasi tergolong dalam kategori tinggi dengan rata-rata tingkat motivasi sebesar 82,38%. Faktor penentu motivasi petani dalam adopsi teknologi budidaya padi adalah partisipasi petani dan peran ketua kelompok.</p>2024-09-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Agrimanex: Agribusiness, Rural Management, and Development Extensionhttps://journal.unsika.ac.id/agrimanex/article/view/12174Ketahanan Pangan Rumah Tangga Wanita Tani Sayuran Peserta Program Pekarangan Pangan Lestari di Kecamatan Tinanggea2024-09-24T11:08:09+07:00Harianti Hariantirosmalah@umkendari.ac.idNurmaya Nurmayarosmalah@umkendari.ac.idSitti Rosmalahrosmalah@umkendari.ac.id<p><span style="font-weight: 400;">Kaum perempuan memiliki peran yang cukup besar dalam ketahanan pangan rumah tangga. Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) menjadi strategi yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga. Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) merupakan upaya untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas dan pangan rumah tangga sesuai dengan kebutuhan pangan yang beragam. P2L juga dilaksanakan di KWT yang ada Kecamatan Tinanggea. Penelitian tentang kondisi ketahanan pangan rumah tangga kelompok wanita tani sayuran penting dilakukan untuk memahami dan mengidentifikasi situasi pangan di tingkat rumah tangga, keberagaman pangan yang dikonsumsi serta memahami tingkat akses dan ketersediaan pangan di rumah tangga kelompok wanita tani sayuran. Tujan dari penelitian ini yaitu memberikan informasi tentang kondisi ketahanan pangan rumah tangga kelompok wanita tani sehingga dapat dijadikan dasar untuk melihat keberhasilan Program P2L terhadap kondisi ketahanan rumahtangga KWT, dan mengidentifikasi keragaman pangan rumahtangga KWT sayuran di Kecamatan Tinanggea. Metode yang digunakan adalah </span><em><span style="font-weight: 400;">mixed methode research</span></em><span style="font-weight: 400;">. Sampel dalam penelitian ini adalah kelompok wanita tani pelaksana program P2L yang ada di Kecamatan Tinanggea. Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer yang diperoleh berdasarkan wawancara langsung dengan responden serta data sekunder diperoleh dari literatur yang ada maupun instansi yang terkait. Analisis data untuk mengukur status ketahanan pangan berdasarkan </span><em><span style="font-weight: 400;">Household Food Insecurity Access Scale</span></em><span style="font-weight: 400;"> (HFIAS) dan untuk mengidentifikasi keragaman pangan KWT pelaksana P2L diukur berdasarkan metode </span><em><span style="font-weight: 400;">Household Dietary Diversity Score</span></em><span style="font-weight: 400;"> (HDDS). Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi ketahanan pangan rumahtangga Kelompok Wanita Tani sayuran Peserta Peogram P2L di Kecamatan Tinanggea berada pada kategori tahan pangan (80%). Pangan yang dikonsumsi oleh rumahtangga KWT sayuran peserta P2L juga beragam didominasi oleh beras, sayuran, bumbu, gula, minyak dan ikan (11%); kacang-kacangan (9%); buah dan telur (6%); umbi (5%) dan susu (4%).</span></p>2024-09-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Agrimanex: Agribusiness, Rural Management, and Development Extensionhttps://journal.unsika.ac.id/agrimanex/article/view/10196Pengaruh Luas Lahan dan Jumlah Tenaga Kerja Pada Sistem Kerja Tradisi Jawa Sepasaran Terhadap Produksi Cabai (Studi di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan) 2024-04-02T15:08:21+07:00Candra Febrilyantricandrafebrilyantri@iainponorogo.ac.id<p>Cabai merupakan varietas holtikultura yang memilki nilai ekonomi yang tinggi serta merupakan komoditi unggulan baik nasional maupun daerah. Terdapat banyak faktor produksi diantaranya adalah luas lahan serta tenaga kerja. Berdasarkan data BPS, terdapat fenomena adanya ketimpangan luas lahan dan hasil produksi, selain itu di daerah ini mengalami kesulitan tenaga kerja akibat sulitnya regenerasi. Kecamatan Parang kabupaten Magetan merupakan daerah yang menerapkan tradisi Jawa <em>sepasaran</em> dalam tenaga kerja produksi cabai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh luas lahan serta tradisi Jawa sepasaran dalam tenaga kerja terhadap produksi cabai, baik secara partial maupun bersama-sama (simultan). Penelitaian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian survei. Sampel sebanyak 96 orang diambil dengan menggunakan metode <em>purposive random sampling</em> dengan bantuan rumus Cochran. Analisis data dilakukan melalui penggunaan regresi linier berganda memakai perangkat lunak SPSS versi 25. Penelitian mneghasilkan kesimpulan bahwa ukuran lahan secara parsial memengaruhi produksi cabai, dan tenaga kerja dengan kebiasaan tradisi Jawa sepasaran juga memiliki pengaruh terhadap produksi cabai. Kedua variabel, luas lahan dan tenaga kerja yang mengikuti tradisi Jawa sepasaran, secara bersama-sama (simultan) memberikan pengaruh sebesar 58,1% terhadap produksi cabai</p>2024-09-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Agrimanex: Agribusiness, Rural Management, and Development Extensionhttps://journal.unsika.ac.id/agrimanex/article/view/12128Dampak Konversi Lahan Pertanian ke Non Pertanian Terhadap Kesejahteraan Petani di Kabupaten Sleman2024-09-02T17:57:59+07:00Ardela Nurmastitiardela.nurmastiti@upnyk.ac.idRima Margareta Retnyo Gumelarardela.nurmastiti@upnyk.ac.idZulfa Nur Auliatun Nissaardela.nurmastiti@upnyk.ac.idSri Kuning Retno Dewandiniardela.nurmastiti@upnyk.ac.id<p>Salah satu sumber daya alam yang paling penting untuk kelangsungan hidup manusia adalah lahan. Lahan juga merupakan salah satu komponen penting dari kehidupan manusia. Kabupaten Sleman mengalami konversi lahan pertanian yang meningkat pesat yang ditandai dengan penurunan luas panen sebesar 2,98%. Ketika jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan meningkat, permintaan dan kebutuhan lahan meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan petani di Kabupaten Sleman sebelum dan setelah terjadinya konversi lahan pertanian ke non-pertanian. Jumlah responden adalah 50 petani, dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode <em>purposive</em> sampling. Analisis data dilakukan dengan <em>paired sample t-test</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) 0,000, yang merupakan nilai yang kurang dari α 0,05. Artinya, terdapat perbedaan kesejahteraan petani antara sebelum dan sesudah konversi lahan dari pertanian ke non pertanian. Kesejahteraan petani mengalami penurunan setelah terjadinya konversi lahan. Petani mengalami penurunan pendapatan dan penurunan pengeluaran rumah tangga setelah konversi lahan.</p>2024-09-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Agrimanex: Agribusiness, Rural Management, and Development Extensionhttps://journal.unsika.ac.id/agrimanex/article/view/12188Pengelolaan Lahan Gambut Tanpa Bakar di Desa Limbung Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat.2024-09-30T12:37:18+07:00Esty Purbaningrumpurbaningrumesty@gmail.comFatimah Azzahrafatimah.azzahra@faperta.unsika.ac.idMuhamad Rom Ali Fikrifatimah.azzahra@faperta.unsika.ac.id<p>Kebakaran lahan gambut di Kalimantan Barat sering disebabkan oleh praktik pembakaran dalam pertanian, sehingga Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mendorong Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) sebagai bagian dari strategi restorasi gambut. Salah satu contoh penerapan PLTB ini dapat dilihat di Desa Limbung, yang mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan dalam budidaya hortikultura. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tahapan PLTB lahan gambut dalam budidaya hortikultura dan menganalisis persepsi petani terhadap dukungan <em>stakeholder</em> dalam PLTB lahan gambut di Desa Limbung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Kelompok Tani Bina Karya di Desa Limbung. Responden penelitian sebanyak 30 petani yang ditentukan berdasarkan teknik sampling jenuh, dan terdapat 4 informan yang memberikan informasi secara detail dan mendalam, ditentukan dengan menggunakan teknik <em>purposive</em> atau secara sengaja. Analisis data menggunakan <em>Mix Methods </em>yakni analisis kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tahapan PLTB yang diterapkan meliputi penebasan, pembuatan saluran drainase, pemadatan gambut, penanaman, serta pemeliharaan. Persepsi petani terhadap dukungan stakeholder secara umum sangat baik, terutama terhadap Ketua Kelompok Tani dan Tenaga Teknis Lapangan yang mendapat penilaian tinggi. Khususnya pada aspek penyelesaian masalah PLTB (skor 135, 90%) dan penyediaan contoh praktik PLTB (skor 133, 88,6%).</p>2024-09-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Agrimanex: Agribusiness, Rural Management, and Development Extension