Page 1 of 12

p-ISSN: 2477-8494 e-ISSN: 2580-2747 Jurnal Agrotek Indonesia (8) 1: 31-42 (2023)

Respons Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah Besar (Capsicum annuum L.)

Varietas Tanjung-2 Akibat Aplikasi Kombinasi Pupuk NPK dan Pupuk Kandang Kambing

pada Tanah Latosol di Kota Bogor

Growth and Yield Response of Large Chili (Capsicum annuum L.) Tanjung-2 Varieties Due to The

Application of a Combination of NPK Fertilizer and Goat Manure Fertilizer on Latosol Soil in Bogor City

Asvia Erviana1*)

, Rommy Andhika Laksono2)

, Muhammad Syafi’i3)

1) Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang

.Jl. H.S Ronggowaluyo Telukjambe Timur Kabupaten Karawang. 41361.

2,3) Dosen Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang

.Jl. H.S Ronggowaluyo Telukjambe Timur Kabupaten Karawang. 41361.

*Penulis Untuk Korespondensi: asviaerviana@gmail.com

Diterima 27 Juli 2022 / Disetujui 24 Mei 2023

ABSTRACT

The obstacles in the cultivation of large chili include factors of less fertile soils so that production is not

optimal, it is necessary to improve the soil by fertilizing. The fertilizesr used are required to be easy to obtain and

efficient. The purpose of this research is to get the obtain a combination of goat manure fertilizer and NPK

fertilizer doses that gives the highest result of large chili Tanjung-2 varieties in Bogor City. This research was

conducted in Kiara Residence, Curug Village, West Bogor, Bogor City with from August, 2021 to January, 2022.

The research used an experimental method using a single factor Randomized Block Design (RBD) consisting

of 10 treatments in 3 replications: A(without fertilizer), B (5tons/ha manure fertilizer+250kg/ha NPK), C

(10tons/ha manure fertilizer+250kg/ha NPK), D (15tons/ha manure fertilizer+250kg/ha NPK), E (5tons/ha

manure fertilizer+500kg/ha NPK), F (10tons/ha manure fertilizer+500kg/ha NPK), G (15tons/ha manure

fertilizer+500kg/ha NPK), H (5tons/ha manure fertilizer+750kg/ha NPK), I (10tons/ha manure

fertilizer+750kg/ha NPK) and J (15tons/ha manure fertilizer+750 kg/ha NPK). The results of this study were

significantly different effects on the average plant height, stem diameter, number of leaves, number of fruits, fresh

weight of fruit per plant, fresh weight of fruit per plot and fruit diameter. Goat manure fertilizer 15 tons/ha and

NPK fertilizer 750 kg/ha was able to provide the highest fresh weight of fruit of 5,30 tons per hektar (in three

harvestings).

Keywords: Large Chili Tanjung-2 Varieties, goat manure fertilizer, NPK, combination of organic and anorganic

fertilizers

ABSTRAK

Hambatan dalam budidaya cabai merah besar diantaranya adalah faktor tanah yang kurang subur

sehingga produksi tidak maksimal, maka perlu dilakukan perbaikan tanah dengan cara pemupukan. Pupuk yang

digunakan harus mudah didapat dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi dosis pupuk

kandang kambing dan pupuk NPK yang memberikan hasil tertinggi tanaman cabai merah besar varietas Tanjung- 2 di Kota Bogor. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan di Perumahan Kiara Residence, Kelurahan Curug,

Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor pada bulan Agustus 2021 sampai Januari 2022. Penelitian menggunakan

metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktor Tunggal terdiri atas 10

perlakuan dalam 3 ulangan: A (Tanpa pupuk), B (5ton/ha pukan+250kg/ha NPK), C (10ton/ha pukan+250kg/ha

NPK), D (15ton/ha pukan+250kg/ha NPK), E (5ton/ha pukan+500kg/ha NPK), F (10ton/ha pukan+500kg/ha

NPK), G (15ton/ha pukan+500kg/ha NPK), H (5ton/ha pukan+750kg/ha NPK), I (10ton/ha pukan+750kg/ha

NPK) dan J (15ton/ha pukan+750kg/ha NPK). Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang berbeda nyata

terhadap rata-rata tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah buah, bobot per tanaman, bobot per

petak dan diameter buah. Pupuk kandang kambing 15ton/ha dan pupuk NPK 750kg/ha mampu memberikan bobot

segar buah tertinggi sebesar 5,30 ton/ha (tiga kali pemanenan).

Kata Kunci: Cabai merah besar Varietas Tanjung-2, pupuk kandang kambing, NPK, kombinasi pupuk organik

dan anorganik

Page 2 of 12

p-ISSN: 2477-8494 e-ISSN: 2580-2747 Jurnal Agrotek Indonesia (8) 1: 31-42 (2023)

PENDAHULUAN

Cabai merah besar (Capsicum anuum L.)

banyak dibudidayakan di Indonesia karena bernilai

ekonomi tinggi dan memiliki peran penting dalam

menu masakan Indonesia. Badan Pusat Statistika

(2021) melaporkan produksi cabai merah besar

Indonesia dalam tiga tahun terakhir mengalami

penurunan dan kenaikan yang cukup signifikan

yaitu pada tahun 2018 produksi cabai besar sebesar

1.260.737 ton, tahun 2019 sebesar 1.214.418 ton

dan tahun 2020 mencapai 1.264.190 ton. Dalam

Statistik Indonesia 2020-2022 dan Provinsi Jawa

Barat dalam angka 2020-2022 Badan Pusat Statistik

Indonesia, Jawa Barat merupakan provinsi yang

memproduksi cabai besar tertinggi di Indonesia

dengan Kabupaten Garut sebagai sentra produksi

cabai besar di Jawa Barat, diikuti oleh Kabupaten

Bandung dan Kabupaten Cianjur.

Menurut Syukur et. al. (2020),

pengembangan tanaman cabai masih menghadapi

beberapa kendala, di antaranya adalah rendahnya

daya hasil. Salah satu penyebab rendahnya daya

hasil saat budidaya cabai merah besar diantaranya

adalah faktor iklim seperti cuaca dan tanah yang

tidak optimal bagi pertumbuhan tanaman cabai

merah besar sehingga produksi juga tidak

maksimal. Berdasarkan uji tanah yang dilakukan

Laboratorium Bioteknologi Lingkungan - PT

Biodiversitas Bioteknologi Indonesia di Kecamatan

Bogor Barat Kota Bogor terhadap sampel tanah di

lokasi percobaan, dihasilkan kemasaman tanah

lokasi percobaan adalah agak masam dengan pH

6,38, Kapasitas Tukar Kation (KTK) sebesar 16,31

cmol(+)/kg (rendah), kandungan C-organik yaitu

sebesar 1,88% (rendah), kandungan N-total sebesar

0,14% (rendah), P2O5 Tersedia sebesar 37,98 mg/kg

(sedang), P2O5 Potensial sebesar 120,92 mg/100g

(sangat tinggi), K2O sebesar 24,29 mg/100g

(sedang). Tanah ini berstruktur pasir 10%, debu

22% dan liat 68%, berdasarkan USDA Soil Texture

Triangle maka tekstur tanah ini termasuk clay (liat).

Menurut Badan Pengembangan

Infrastruktur Wilayah (BPIW) (2017), macam tanah

di wilayah Kota Bogor merupakan latosol coklat

kemerahan. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya,

tanah ini diduga termasuk tanah yang kurang subur.

Untuk meningkatkan pH tanah dan unsur makro

dalam tanah maka perlu dilakukan pemupukan yang

tepat untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman

agar tumbuh dan berkembang dengan baik.

Pemupukan baik secara kimiawi maupun

organik diperlukan untuk mengantisipasi rendahnya

status kesuburan tanah. Pemupukan kimiawi kurang

efektif dilakukan jika kondisi tanah rendah bahan

organik dan memiliki pH tanah masam dikarenakan

terjerapnya kation-anion bagi tanaman. Oleh karena

itu dibutuhkan pemberian pupuk organik yang

dapat meningkatkan pH tanah dan C-organik tanah

(Zulkifli et. al., 2020). Aplikasi pupuk organik dan

organik dan anorganik harus mempunyai

keseimbangan di dalam tanah. Salah satu pupuk

kandang yang biasa petani gunakan yaitu pupuk

kandang kambing. Dari tahun ke tahun populasi

kambing terus meningkat, hal ini dikarenakan

kebutuhan kambing juga meningkat. Kambing

dimanfaatkan dalam bentuk dagingnya, susunya,

kulitnya dan kotorannya. Kotoran inilah yang biasa

petani gunakan untuk dijadikan pupuk.

Pupuk kandang mengandung banyak unsur

hara atau nutrisi makro seperti fosfor, nitrogen, dan

kalium. Selain itu, juga mengandung unsur hara

mikro seperti besi, molibdenum, dan tembaga yang

baik untuk tanaman. Jumlah kandungan unsur hara

dalam pupuk kandang cenderung lebih sedikit

namun pupuk kandang kambing memiliki

kandungan hara yang cukup lengkap.

Kandungan unsur hara dalam pupuk

kandang lebih sedikit oleh karena itu diperlukan

penambahan pupuk anorganik, salah satunya yaitu

pupuk NPK yaitu pupuk NPK Mutiara (16:16:16).

Kandungan unsur hara dalam pupuk majemuk NPK

Mutiara adalah 16% N, 16% P2O5, 16% K2O,

0,5% MgO, dan 6% CaO (Diana et. al., 2020).

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

kombinasi dosis pupuk kandang kambing dan

pupuk NPK yang memberikan pertumbuhan dan

hasil tanaman tertinggi cabai merah besar

(Capsicum annuum L.) Varietas Tanjung-2 di Kota

Bogor.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni

sampa dengan bulan Agustus 2021 sampai dengan

bulan Januari 2022 di Perumahan Kiara Residence,

Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kota

Bogor. Bahan penelitian yang digunakan antara lain

benih cabai merah besar varietas Tanjung-2,

kotoran kambing, EM4, pupuk NPK Mutiara

(16:16:16), air, herbisida dan pestisida. Sedangkan

alat yang digunakan adalah knapsack, cangkul,

garpu tanah, arit, kored, skop, plastik mulsa, plong

(pelubang mulsa), polybag, gelas plastik,

embrat/gembor, sprayer, label/papan nama, alat

tulis, tali, gunting, pisau, golok, ajir (bambu),

timbangan analitik, meteran, penggaris plastik,

jangka sorong, pH meter, thermohigrometer,

karung dan kantong plastik.

Metode yang digunakan adalah metode

eksperimental dan rancangan percobaan yang

digunakan adalah Rancangan Acak kelompok

(RAK) faktor tunggal yang terdiri dari 10 perlakuan

yang diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan-perlakuan

tersebut yaitu A (Kontrol atau tanpa pemupukan), B

(5 ton/ha pupuk kandang kambing dan 250 kg/ha

NPK), C (10 ton/ha pupuk kandang kambing dan

250 kg/ha NPK), D (15 ton/ha pupuk kandang

kambing dan 250 kg/ha NPK), E (5 ton/ha pupuk

kandang kambing dan 500 kg/ha NPK), F (10 ton/ha

Page 3 of 12

p-ISSN: 2477-8494 e-ISSN: 2580-2747 Jurnal Agrotek Indonesia (8) 1: 31-42 (2023)

pupuk kandang kambing dan 500 kg/ha NPK), G

(15 ton/ha pupuk kandang kambing dan 500 kg/ha

NPK), H (5 ton/ha pupuk kandang kambing dan 750

kg/ha NPK), I (10 ton/ha pupuk kandang kambing

dan 750 kg/ha NPK) dan J (15 ton/ha pupuk

kandang kambing dan 750 kg/ha NPK). Pengaruh

perlakuan dianalisis dengan sidik ragam dan apabila

uji F taraf 5% signifikan, maka untuk mengetahui

perlakuan yang paling baik dilanjutkan dengan uji

lanjut DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada

taraf nyata 5%.

Pelaksanaan percobaan meliputi pembuatan

pupuk kandang kambing, persiapan lahan,

penyemaian, pemupukan, pemasangan mulsa,

penanaman, pemeliharaan (penyiraman,

penyulaman, penyiangan, pemasangan ajir,

pengendalian hama dan penyakit) serta pemanenan.

Pengamatan utama meliputi tinggi tanaman,

diameter batang, jumlah daun, diameter buah,

panjang buah, jumlah buah, bobot segar buah per

tanaman dan bobot segar buah per petak

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi Tanaman

Hasil analisis ragam taraf 5%

menunjukkan perlakuan kombinasi pupuk kandang

kambing dan pupuk NPK memberikan pengaruh

yang nyata terhadap rata-rata tinggi tanaman cabai

merah besar (Capsicum annuum L.) varietas

Tanjung-2 pada umur 14 hst, 21 hst dan 28 hst

Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Cabai Merah Besar

Kode Tinggi Tanaman (cm)

7 hst 14 hst 21 hst 28 hst 35 hst

A 15,76 a 16,62 c 18,64 b 20,34 b 25,46 a

B 16,18 a 17,47 c 20,59 ab 22,63 ab 26,71 a

C 16,51 a 17,71 bc 20,65 ab 23,61 ab 29,73 a

D 18,11 a 21,81 a 23,70 a 28,50 a 33,29 a

E 16,37 a 16,97 c 18,65 b 23,26 ab 28,82 a

F 16,52 a 17,01 c 20,85 ab 25,25 ab 31,61 a

G 18,34 a 19,37 abc 23,29 a 27,00 a 33,57 a

H 18,22 a 19,63 abc 23,47 a 27,06 a 32,66 a

I 18,07 a 19,80 abc 23,31 a 27,21 a 34,29 a

J 18,42 a 21,25 ab 23,83 a 28,48 a 34,15 a

KK 9,30 % 10,10 % 10,06 % 11,95 % 16,14 %

Keterangan: Nilai rata-rata pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada

uji lanjut DMRT taraf 5%

Hasil uji DMRT taraf 5% menunjukan

perlakuan D pada umur 14 dan 28 hst memberikan

hasil tertinggi, hal tersebut menunjukkan pemberian

pupuk kotoran kambing 15 ton/ha dapat

meningkatkan jumlah unsur hara yang lengkap

dalam tanah, sehingga pertumbuhan tanaman akan

semakin baik dan mempengaruhi laju fotosintesis,

akibatnya tinggi tanaman cabai merah besar akan

bertambah. Menurut Rahayu (2014), penambahan

dosis kotoran kambing akan berpengaruh pada

penambahan bahan organik tanah dan penurunan

bobot isi tanah. Bobot isi tanah yang rendah

menjadikan kepadatan dan kekerasan tanah rendah,

sehingga kondisi demikian memberikan lingkungan

yang baik untuk perakaran tanaman dan secara tidak

langsung mempermudah penyerapan hara.

Menurut Haryadi et. al. (2015), unsur NPK

yang diberikan merangsang proses fisiologi untuk

pertambahan tinggi tanaman. Pertambahan tinggi

tanaman merupakan proses fisiologi dimana sel

melakukan pembelahan. Pada proses pembelahan

tersebut tanaman memerlukan unsur hara esensial

dalam jumlah yang cukup yang diserap tanaman

melalui akar. Unsur nitrogen berperan dalam

pembentukan sel, jaringan, dan organ tanaman.

Unsur fosfor berperan dalam proses pembelahan sel

untuk membentuk organ tanaman. Kalium berperan

sebagai aktivator dari berbagai enzim yang esensial

dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi serta

enzim yang berperan dalam sintesis pati dan

protein. Melalui fotosintesis tumbuhan memperoleh

energi untuk proses fisiologis tanaman.

Hasil analisis ragam 5% rata-rata tinggi

tanaman pada umur 21 hst menunjukkan hasil yang

berbeda nyata. Perlakuan J memberikan hasil

tertinggi dengan hasil rata-rata sebesar 23,83 cm,

diduga pertambahan pupuk kandang sampai 15

ton/ha disubstitusi pupuk NPK 750 kg/ha mampu

meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman cabai

merah besar. Selain menambah unsur hara dalam

tanah, pupuk kandang kambing juga berfungsi

memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah,

sedangkan pupuk NPK mampu melengkapi unsur

hara pupuk kandang kambing terutama unsur hara

makro nitrogen yang tinggi untuk pertumbuhan

tinggi tanaman. Menurut Sukarno (1995) dalam

Lawenga et. al. (2015), sifat fisik tanah

berpengaruh langsung terhadap perakaran tanaman,

air dan udara tanah, yang kemudian mempengaruhi

aspek-aspek biologi dan kimia tanah.