PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science https://journal.unsika.ac.id/index.php/pharmac <p><strong>PharmaCine: Journal of Pharmacy, Medical and Health Science</strong> is a medium for scientific publications regarding pharmaceutical, medical, and health aspects. PharmaCine is published by the Undergraduate Pharmacy Study Program, Faculty of Health Sciences, Singaperbangsa University Karawang, in collaboration with IAI (Indonesian Pharmacists Association). PharmaCine is published twice yearly as a forum for students, pharmacists, medical personnel, and other health workers to update knowledge and scientific literature materials. PharmaCine publishes meta-analyses, research, reviews, and case reports. Incoming articles are checked by peer-reviewed according to their scientific field. The scope of the PharmaCine Journal covers pharmaceutical, medical, and health aspects with the following topics: Pharmacology, Pharmacotherapy, Clinical Pharmacy, Pharmaceutical Technology, Herbal Pharmacy, Social Pharmacy, Pharmaceutical Management, Clinical Biochemistry, Pharmacogenetics, Pharmaceutical Chemistry, Pharmaceutical Biology, Public Health Sciences.</p> Bachelor of Pharmacy Study Program, Faculty of Health Sciences, Universitas Singaperbangsa Karawang en-US PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science 2746-4199 <p>Authors who publish in PharmaCine: Journal of Pharmacy, Medical and Health Science agree to the following terms:</p> <ol> <li>Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a <a href="https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" target="_blank" rel="noopener">Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License</a> that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.</li> <li>Authors can enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.</li> <li>Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See <a href="https://web-archive.southampton.ac.uk/opcit.eprints.org/oacitation-biblio.html" target="_blank" rel="noopener">The Effect of Open Access</a>).</li> </ol> <p>PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science by <a href="https://journal.unsika.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">https://journal.unsika.ac.id/</a> is licensed under a <a href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" target="_blank" rel="noopener">Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License</a>.</p> <p>You are free to:</p> <ol> <li>Share, copy and redistribute the material in any medium or format</li> <li>Adapt, remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.</li> <li>The licensor cannot revoke these freedoms as long as you follow the license terms.</li> </ol> Identifikasi Kadar Alkohol Air Rendaman Kurma Madinah (Ajwa) dengan Variasi Masa Rendaman 12 Jam, 24 Jam, dan 36 Jam https://journal.unsika.ac.id/index.php/pharmac/article/view/10077 <p>Latar Belakang: Genus Arecaceae dari dovecotes pheonix menghasilkan buah yang disebut kurma. Kurma memiliki kandungan komposisi karbohidrat utama, yang meliputi kadar lemak dan protein rendah, serta belut panjang dan serat. Fermentasi spontan terjadi karena adanya kerakusan dalam air rendaman kurma. Air rendaman kurma ini dikonsumsi oleh masyarakat dengan maksimal masa rendaman 12 jam, Dan memiliki masa penyimpanan kurang dari 3 hari. Tujuan: Untuk mengetahui kandungan alkohol dalam air rendaman kurma dengan variasi masa rendaman 12 jam, 24jam, dan 36 jam. Metode: penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan uji kualitatif dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan alkohol dalam air Kurma Madinah (Ajwa). Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode komparatif yaitu tentang perbandingan dalam mencatat variasi. Dalam desain penelitian ini, peneliti membandingkan dua atau lebih perlakuan dari satu atau lebih variabel dalam waktu yang bersamaan. Hasil: Penelitian ini Menunjukkan bahwa kadar alkohol dalam air rendaman kurma dengan variasi masa rendaman 12 jam didapatkan hasil negatif (-), sedangkan pada variasi masa rendaman 24 jam, dan 36 jam didapatkan hasil positif (+). Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat kadar alkohol pada rendaman 12 jam (0%), tetapi terdapat kadar alkohol pada rendaman 24 jam (0,3%), dan 36 jam (0,49%). Kesimpulan: Menurut penelitian, tidak ada kadar alkohol dalam air renddaman kurma 12 jam, namun terdapat kadar alkohol pada air rendaman kurma 24 jam, dan 36 jam, tetapi masih berada dalam batas aman.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Kurma, Air Rendaman Kurma, Alkohol</p> Asdinar Asdinar Noor Wahyu Miransyah Adam Adam Copyright (c) 2023 PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science 2023-09-01 2023-09-01 4 2 82 88 10.35706/pc.v4i2.10077 Gambaran Paparan Sisa Pestisida Pada Kacang Panjang (Vigna Sinensis) yang Dijual di Pasar Tradisional Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba Menggunakan Metode Pestisida Test Kit https://journal.unsika.ac.id/index.php/pharmac/article/view/10075 <p>Latar Belakang: Pestisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan atau membasmi hama. Pestisida digunakan secara luas di bidang pertanian untuk membasmi dan mengendalikan serangga atau digunakan pada penyemprotan pada tanaman salah satunya pada kacang panjang. Kacang panjang merupakan salah satu tanaman yang rentang terserang hama, untuk membasmi hama tersebut maka dilakukan peyemprotan pestisida yang nantinya akan meninggalkan residu yang mengakibatkan keracunan maupun gangguan kesehatan pada tubuh. Penyemprotan pada tanaman dilakukan saat tanaman berumur 8 hari, jika pada tanaman kacang panjang pendapat dari salah satu petani penyemprotan dilakukan setiap selesai panen tergantung dari petani, ada yang panen lalu dilakukan penyemprotan kemudian besoknya panen lagi, ada juga yang panen 2 kali sepekan. Tujuan: mengetahui paparan sisa pestisida terhadap kacang panjang (<em>Vigna sinensis)</em> yang dijual di Pasar Tradisional Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba menggunakan metode Pestisida <em>Test Kit</em>. Metode: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pemeriksaan paparan pestisida menggunakan metode pestisida <em>test kit</em> dimana sampel digunakan sebanyak 16 sampel dengan teknik pengambilan sampel secara <em>purposive sampling. </em>Hasil: pemeriksaan paparan sisa pestisida pada 16 sampel ditemukan positif (+) (100%) mengandung paparan pestisida organofosfat. Kesimpulan: diketahui adanya paparan sisa pestisida pada kacang panjang yang dijual di pasar tradisional Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba.</p> Haerani Haerani Subakir Salnus Safruddin Safruddin Copyright (c) 2023 PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science 2023-09-01 2023-09-01 4 2 98 104 10.35706/pc.v4i2.10075 Deteksi Dini HIV (Human Immunodefeciency Virus) Menggunakan Metode Immunochromatography pada Remaja di Desa Bonto Bulaeng https://journal.unsika.ac.id/index.php/pharmac/article/view/11086 <p>Background: Human immunodeficiency virus (HIV) is a virus that weakens the human immune system, making people with the virus unable to fight various diseases that attack their bodies. Di sisi lain, Acquired Immunodeficiency Syndromes (AIDS) are symptoms that result from HIV infection that weakens the human immune system. Symptoms resulting from a weakening of the Human Immune System caused by HIV infection. The causes of Human Immunodeficiency Virus (HIV) are sexual intercourse, use of non-sterile syringes among drug users, use of piercings or tattoos, blood transfusions containing the HIV virus. Aim: The aim of the research is to determine the results of early detection of HIV (Human Immunodeficiency Virus) using the immunochromatography method in adolescents in BontoBulaeng Village. Method: This research method is descriptive research. This research was preceded by administering a questionnaire to obtain criteria in accordance with the research, HIV testing was carried out on adolescents using the immunochromatography method. This research began by giving questionnaires to respondents to obtain criteria that were appropriate to the research. Data analysis in this study used the SPSS frequency descriptive statistical test. Result: The results of this research were HIV tests on 30 teenagers, negative results were obtained (100%). Conclusion: Early detection of HIV using the immunochromatography method in adolescents in Bonto Bulaeng Village showed negative results for 30 samples (100%).</p> <p><strong>Keywords:</strong> HIV, <em>Teenager, Immunochromatografi</em></p> Kasratul Tiana Rahmat Aryandi Muriyati Muriyati Copyright (c) 2023 PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-09-01 2023-09-01 4 2 89 97 10.35706/pc.v4i2.11086 Aktivitas Antioksidan Sediaan Nutrasetikal Gummy Candy dari Rebusan Daun Sirsak (Annona muricata L.) dengan Variasi Konsentrasi Gelatin dan Pektin https://journal.unsika.ac.id/index.php/pharmac/article/view/10078 <p>Latar Belakang: Daun sirsak (<em>Annona muricata</em> L.) mengandung senyawa aktif flavonoid dan <em>acetogenin</em> memiliki manfaat sebagai antioksidan. Formulasi <em>gummy candy</em> membutuhkan bahan <em>gelling agent</em> yang termasuk ciri khas <em>gummy candy</em> untuk mendapatkan sifat fisik dan stabilitas yang baik. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi gelatin dan pektin terhadap sifat fisik dan stabilitas, mengetahui nilai aktivitas antioksidan IC<sub>50</sub>, dan mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap sediaan nutrasetikal <em>gummy candy</em> dari rebusan daun sirsak (<em>Annona muricata</em> L.). Metode: Formulasi <em>gummy candy</em> dibuat dengan variasi konsentrasi gelatin dan pektin pada F1, F2, dan F3 berturut-turut 25:5; 20:10; dan 15:15. Evaluasi dilakukan dengan uji organoleptik, keseragaman bobot, kadar air, pH, elastisitas, stabilitas, hedonik, dan antioksidan. Secara keseluruhan uji organoleptik dihasilkan warna jingga, beraroma <em>essence</em> sirsak, rasa manis dan manis asin, kenyal dan tidak kenyal. Hasil: evaluasi terhadap sediaan <em>gummy candy</em> menunjukkan bahwa elastisitas sebesar 1.16-1.53 cm, pH 5.263-5.293, dan keseragaman bobot yang sesuai, namun kadar air melebihi persyaratan yaitu 26.566-26.666 (&gt;20%). Selama pengujian stabilitas terjadi perubahan elastisitas dan kadar air. Berdasarkan hasil uji hedonik, didapatkan F1 paling disukai pada parameter tekstur dan rasa sedangkan F2 paling disukai pada parameter warna dan aroma. Hasil uji antioksidan <em>gummy candy</em> menunjukkan aktivitas antioksidan sangat kuat dengan nilai IC<sub>50</sub> sebesar 13.929. Kesimpulan: variasi konsentrasi gelatin dan pektin pada tiap formula memengaruhi elastisitas, kadar air, dan stabilitas sediaan <em>gummy candy</em>.</p> Aldila Fajar Oktriyanto Untia Kartika Sari Ramadhani Dewi Damayanti Abdul Karim Copyright (c) 2023 PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science 2023-09-01 2023-09-01 4 2 120 140 10.35706/pc.v4i2.10078 Gambaran Personal Hygiene dan Kecacingan Pada Pengrajin Batu Merah di Desa Bukit Tinggi Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba https://journal.unsika.ac.id/index.php/pharmac/article/view/10076 <p>Latar Belakang<em>: </em>Kecacinganl merupakanl salahl satul penyakitl berbasisl lingkunganl yang lmenjadil masalahl bagil kesehatanl masyarakatl. Salahl satul faktorl yangl mempengaruhi linfeksil kecacinganl inil ialahl memilikil <em>Personal</em>l<em> hygiene</em>l yangl burukl. Kecacinganl ini ldisebabkanl olehl sejumlahl cacing lususl yangl ditularkanl melaluil tanahl yangl disebut l<em>Soil Transmitted Helminths</em> (STH). Contohnya, yaitul cacingl gelangl (<em>Ascaris lumbricoides), </em>cacingl cambukl <em>(Trichuris trichiura), </em>cacingl tambangl <em>(Necator americanus, Ancylostoma duodenale), </em>danl cacing benang (<em>Strongyloides stercoralis). </em>Tujuan: analisis gambaran antara <em>personal hygiene</em> dan kecacingan pada pengrajin batu merah di Desa Bukit Tinggi Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. Metode: penelitian dilakukan secara <em>observasi laboratories</em> dengan menggunakanl teknikl <em>purposive</em>l<em> sampling</em>. Metode yang digunakan yaitu metode sedimentasi terhadap telur cacing dengan larutan KOH 10 %. Populasi dalam penelitian ini adalah para pekerja pengrajin batu merah baik pria maupun wanita sebanyak 20 sampel<em>. </em>Hasil: Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 20 sampel bahwa yang memiliki <em>Personal hygiene</em> yang baik sebanyak 15 orang (75 %) sedangkan cukup baik sebanyak 5 orang (25 %) dan dari pemeriksaan kotoran kuku tangan dan kaki tidak ditemukan positif terinfeksi telur cacing 0 % (negatif). Kesimpulan: gambaran <em>Personal hygiene</em> dan kecacingan pada pengrajin batu merah di Desa Bukit Tinggi Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba sudah baik.</p> Nur Aina Islawati Islawati Andi Harmawati Novriani Copyright (c) 2023 PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science 2023-09-01 2023-09-01 4 2 113 119 10.35706/pc.v4i2.10076 Identifikasi Telur Cacing Nematoda Usus pada Feces Balita Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba https://journal.unsika.ac.id/index.php/pharmac/article/view/10073 <p>Latar Belakang<em>: Stunting </em>adalah salah satu masalah kesehatan akibat kekurangan gizi kronis yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan pada anak balita. Banyak faktor penyebab terjadinya <em>stunting </em>salah satunya karena adanya infeksi cacing, faktor ekonomi, dan ketidak tahuan mengenai kecukupan gizi pada balita. Infeksi kecacingan dapat menyebabkan kekurangan gizi atau <em>stunting</em> karena semua nutrisi yang masuk kedalam tubuh akan diserap oleh cacing jenis nematoda usus <em>soil transmited helmint </em>sehingga akan membuat pertumbuhan mental dan fisik anak terganggu. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui keberadaaan telur cacing nematoda usus pada feces balita <em>stunting </em>yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode flotasi atau metode pengapungan terhadap 36 sampel feces balita <em>stunting. </em>Hasil: hasil pemeriksaan telur cacing nematoda usus terhadap balita <em>stunting </em>di wilayah kerja puskesmas ponre kecamatan gantarang kabupaten bulukumba diperoleh sebanyak 13 (36.1%) feces balita <em>stunting </em>positif terinfeksi telur cacing nematoda usus <em>soil transmited helminth </em>jenis <em>Ascaris lumricoides </em>dan <em>Trichuris Trichura, </em>serta sebanyak 23 (63.9%) sampel negatif terinfeksi telur cacing nematoda usus <em>soil transmirted helminth. </em>Kesimpulan: dari 36 sampel feces yang dilakukan pemeriksaan didapatkan 13 (36.1%) positif dan 23 (63.9%) negatif terinfeksi kecacingan.</p> Artika B Asriyani Ridwan Islawati Islawati Copyright (c) 2023 PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science 2023-09-01 2023-09-01 4 2 105 112 10.35706/pc.v4i2.10073 Uji Efektivitas Ektrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dengan Menggunakan Metode Difusi Sumuran https://journal.unsika.ac.id/index.php/pharmac/article/view/10096 <p>Latar Belakang: Bakteri <em>Staphylococcus Aureus </em>adalah salah satu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit infeksi, seperti penyakit infeksi kulit. Bakteri <em>Staphylococcus Aureus</em> merupakan salah satu bakteri yang resisten terhadap antibiotik sehingga menimbulkan masalah tersendiri daun pandan wangi yang dapat digunakan sebagai pengganti antibiotik untuk menghindari terjadinya resistensi. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol daun pandan wangi <em>(Pandanus amaryllifolius)</em> terhadap pertumbuhan bakteri <em>Staphylococcus aureus</em> dengan menggunakan metode difusi sumuran. Metode: <em>experimental laboratory,</em> menggunakan desain <em>true experiment laboratory.</em> Ekstrak daun pandan wangi diperoleh dengan menggunakan metode maserasi yang kemudian divariasikan kedalam beberapa konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% serta kontrol positif amoxilin dan kontrol negatif aquades. Dilanjutkan dengan metode difusi sumuran untuk menguji daya hambat, lalu hasil yang didapatkan diolah menggunakan uji SPSS menggunakan <em>oneway anova</em>. Hasil: penelitian uji daya hambat ekstrak daun pandan wangi <em>(pandanus amaryllifolius)</em> terhadap pertumbuhan bakteri <em>staphylococcus aureus </em>dengan konsentrasi 20% menghambat sebesar 3.16 mm dengan kategori lemah, pada konsentrasi 40% menghambat dengan sebesar 4.16 mm dengan kategori lemah, pada konsentrasi 60% dapat menghambat sebesar 4.83 mm kategori lemah, pada konsentrasi 80% menghambat sebesar 5.3 mm kategori lemah, dan pada konsentrasi 100% dapat menghambat sebesar 6.3 mm kategori sedang. Kesimpulan: ekstrak daun pandan wangi dapat menghambat pertumbuhan bakteri <em>Staphylococcus aureus </em>pada semua konsentrasi<em>.</em></p> Nurwahida Nurwahida Fatimah Fatimah Asriyani Ridwan Copyright (c) 2023 PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science 2023-09-01 2023-09-01 4 2 74 81 10.35706/pc.v4i2.10096