Pengalaman Komunikasi Dewasa Muda dengan Keluarga Broken Home dalam Menjalin Hubungan Romantis
DOI:
https://doi.org/10.35706/jpi.v4i2.3237Abstract
Broken home menjadi momok menakutkan tersendiri bagi seorang anak yang menjadi korban. Mungkin bagi para orangtua yang mengalaminya, hal itu kurang lebih sama saja seperti putus cinta. Namun bagi anak-anak yang pada saat itu belum mengerti dan masih membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang lengkap dari kedua orangtuanya, maka hal tersebut dapat mendatangkan trauma tersendiri bagi mereka, terutama dalam caranya memandang kehidupan dan cinta. Hubungan romantis (romantic relationship) bertujuan untuk mengenal lawan jenis secara mendalam dan beradaptasi satu sama lain. Jika hubungannya berhasil, maka hubungan tersebut juga berperan sebagai bentuk melatih diri sendiri untuk mempersiapkan diri ke jenjang selanjutnya, yaitu pernikahan. Kelancaran hubungan romantis akan didukung dengan adanya komunikasi. Penelitian ini akn mengkji mengeni bgaimn pengalama komunikasi bgi dewasaa muda dalam menjalin hubungan romantis penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitin menunjukkan . Tiga hambatan yang paling umum dirasakan oleh dewasa muda broken home, berdasarkan penjabaran dari hasil penelitian pada sub bab sebelumnya adalah: 1.) Trauma; 2.) Rasa Malu; 3.) Penolakan dari Calon Pasangan. Secara keseluruhan ada dua harapan yang umumnya dimiliki para informan sebagai individu dewasa muda broken home, yaitu: 1.) Menikah saat sudah siap, dan; 2.) Tidak ingin mengulang kesalahan yang sama. Kedua harapan tersebut, merupakan harapan yang dimiliki oleh semua informan berdasarkan wawancara mendalam dari penelitian ini.
Kata Kunci: Broken Home, Hubungan, Romantis, Komunikasi