Studi Kasus Tingkat Kecemasan Matematis Siswa SMA
Abstrak
Dalam beberapa kasus, masih ditemukan siswa yang merasa takut dan sulit dengan pelajaran matematika, sehingga siswa berusaha menghindari pelajaran matematika. Perasaan takut dan sulit merupakan bagian dari kecemasan matematis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kecemasan matematis pada siswa SMA. Subjek penelitian dipilih siswa kelas X dan XI pada satu SMA Negeri di Kabupaten Karawang sebanyak 62 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan berbentuk angket tertutup sebanyak 25 butir pernyataan. Setiap pernyataan memuat aspek kecemasan matematis meliputi: tegang, keluhan somatik, takut akan pikirannya sendiri, gelisah, khawatir, takut, gangguan konsentrasi dan daya ingat, gangguan pola tidur, dan mimpi-mimpi yang menegangkan. Data skor kecemasan matematis siswa yang diperoleh kemudian dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh cukup banyak siswa yang memiliki kecemasan matematis yang berlebihan (kategori tinggi dan sangat tinggi). Hal ini disebabkan oleh rasa percaya diri yang rendah, tidak suka terhadap matematika, merasa matematika merupakan pelajaran yang tidak menyenangkan, dan kurangnya kemampuan matematis siswa.
Unduhan
Referensi
Akbay?r, K. (2019). An Investigation About High School Students’ Mathematics Anxiety Level According To Gender. Journal of Education and Training Studies, 7(7), 62.
Auliya, R. N. (2016). Kecemasan matematika dan pemahaman matematis. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 6(1), 12–22.
Blazer, C. (2011). Strategies for reducing math anxiety. In Information Capsule (Vol. 1102). Miami.
Burton, D. M. (1976). Elementary number theory. London: Allyn and Bacon.
Intisari. (2017). Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Pascasarjana Magister PAI, 1(1), 62–71.
Nelayani, N. (2013). Pengaruh pembelajaran model eliciting activities (MEAs) terhadap kemampuan berpikir logis dan kecemasan matematis peserta didik. Program Pascasarjana Universitas Terbuka Bogor: Tidak Diterbitkan.
Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2005). Psikologi abnormal: pada dunia yang terus berubah. Erlangga: Jakarta
Nofrialdi, I., Maison, M., & Muslim, M. (2018). Tingkat kecemasan matematika siswa SMA Negeri 2 Kerinci kelas X MIA sebelum menghadapi tes matematika berdasarkan gender dan hubungannya dengan hasil belajar. Edumatika : Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 1(2), 11.
Richardson, F. C., & Suinn, R. M. (1972). The mathematics anxiety rating scale: psychometric data. Journal of Counseling Psychology, 19(6), 551–554.
Russeffendi, E. T. (2006). Pengantar kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Siregar, N. R. (2017). Persepsi siswa pada pelajaran matematika : studi pendahuluan pada siswa yang menyenangi game. Temu Ilmiah X Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia, 224–232. Semarang.
Surya, E. (2017). The analysis of math anxiety students in X grade SMK. International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR), 33(2), 217–224.
Tobias, S., & Weissbrod, C. (1980). Anxiety and mathematics: An update. Harvard Educational Review, 50(1), 63–70.
Wibowo, E. (2018). Hubungan antara kecemasan belajar matematika dengan disposisi matematis siswa di SMP Negeri 2 luwuk. PYTHAGORAS, 7(1), 47–54.
Wijaya, R., Fahiru, & Ruslan. (2018). Pengaruh kecemasan matematika dan gender terhadap kemampuan penalaran adaptif matematika siswa SMP Negeri 2 Kendari. Jurnal Pendidikan Matematika, 9(2), 173–184.
Zulkarnaen, R. (2018). Peningkatan kemampuan pemodelan dan penalaran matematis serta akademic self-concept siswa SMA melalui interpretation construction design model. Disertasi pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.