PENGEMBANGAN PROGRAM KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA
DOI:
https://doi.org/10.35706/solusi.v10i20.26Abstrak
Mahasiswa tingkat pertama ternyata memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan barunya. Masalah penyesuaian diri ini juga terjadi pada Mahasiswa kebidanan UNSIKA,
sehingga dilakukan penelitian pada Mahasiswa Kebidanan UNSIKA, terutama pada mahasiswa tingkat
pertama. Perilaku yang terjadi pada beberapa mahasiswa yang memiliki tingkat penyesuaian diri yang
masih rendah sangat berpengaruh pada keharmonisan interaksi dengan lingkungan asrama dan
perkuliahan sehingga berpengaruh juga pada prestasi akademik . Maka dilakukan penelitian yang bisa
meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa berasrama dengan konseling kelompok. Tujuan peneltian ini
adalah untuk mengetahui keefektifan konseling kelompok dalam meningkatkan penyesuaian diri
mahasiswa kebidanan UNSIKA tingkat pertama. Sedangkan manfaatnya adalah melalui kegiatan
konseling kelompok mahasiswa dapat berlatih mengubah perilaku menjadi lebih baik dalam penyesuaian
diri, sehingga dapat lebih maksimal dalam bidang akademis. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Action Reseach. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa kebidanan
UNSIKA tingkat pertama. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling, dimana yang menjadi sampel penelitian ini adalah mahasiswa yang memiliki perilaku
penyesuaian diri rendah. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan skala
psikologi. Sedangkan metode analisis data untuk mengetahui keefektifan layanan konseling kelompok
dalam meningkatkan perilaku penyesuaian diri mahasiswa adalah Uji t-test. Sebelum memperoleh
layanan konseling kelompok, perilaku penyesuaian diri mahasiswa termasuk dalam kriteria sangat rendah
pada aspek pengangan masalah dan kemampuan dalam memilih alternative keputusan. Setelah
memperoleh tindakan konseling kelompok perilaku yang diperlihatkan oleh mahasiswa mengalami
perubahan dalam berinteraksi dalam lingkungan perkuliahan dan asrama, didukung dengan hasil t-test
(uji beda) yang dilakukan peneliti, menunjukkan hasil yang signifikan. Berdasarkan hasil tersebut maka
konseling kelompok direkomendasikan sebagai salah satu tehnik yang seyogianya digunakan untuk
membantu mahasiswa dalam membantu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan perkuliahan atau
asrama. Dan dapat dijadikan sebagai masukan untuk Pihak Universitas bahwa bimbingan dan konseling
untuk mahasiswa juga sangat diperlukan untuk pengembangan mahasiswa, sehingga bisa di buat disetiap
fakultas.
Unduhan
Referensi
Himpunan perundang undangan tentang OTDA 2004-2005, penerbit “ Citra umbaraâ€
Bandung.
Hari Suderadjat, (2005),†Manajemen Peningkatan Mutu berbasis Sekolah “ (MPMBS) ,
CV, Cipta Cekas Grafika , Bandung.
Undang-undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta
Undang-undang Republik Indonesi no 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Departemen
Agama, Direktorat Jendral Pendidikan Islam tahun 2006.
Sallis, Edward (1993): Total Qualiti Management in Education, Kogan page Ltd, London.
Depdiknas (2002): pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup dengan pendekatan
BBE.
Creech, Bill ( 1996) : Lima Pilar Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Binarupa Aksara,
Jakarta.
Sanusi, Achmad, (1990); Beberapa Demensi mutu pendidikan, Fakultas pasca Sarjana,
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Bandung.
Mulyana, Rohmat (2004): Mengartikulasikan pendidikan Nilai Alfabeta, CV. Bandung.
Mulyana, R. (1996); Upaya Guru dan Kepala Sekolah dalam membina Imtaq, Thesis ,
Bandung, Program Pasca Sarjana IKIP , Bandung.