BUAH BIT (BETA VULGARIS L.) SEBAGAI ANTIANEMIA
Isi Artikel Utama
Abstrak
Anemia lebih sering terjadi pada wanita karena wanita mengalami kondisi mentruasi, kehamilan, dan melahirkan. Selain itu, faktor makanan yang dikonsumsi juga bisa menjadi penyebabnya. Prevalensi anemia pada tahun 2013 adalah 37,1%. Pada tahun 2018, penderita anemia meningkat menjadi 48,9%. Jika dilihat dari prevalensi anemia berdasarkan usia pada tahun 2018, penderita anemia terbanyak yaitu kelompok usia 15-24 tahun dengan prevalensi sebesar 84,6%. Anemia diklasifikasikan menjadi 4 macam, yaitu anemia defisiensi besi, anemia megaloblastik, anemia hemolitik, dan anemia hipoplastik dan aplastik. Metode yang digunakan pada review ini merupakan suatu tinjauan literatur (literatur review) terhadap lima jurnal dan berdasarkan teori-teori yang relevan.Hampir semua jurnal yang kami review menggunakan metode Quasy Experiment dalam menentukan efektivitas buah bit terhadap terapi pada anemia dan semuanya memberikan hasil bahwa setelah mengonsumsi buah bit terjadi peningkatan rata-rata kadar Hb, hematokrit, jumlah eritrosit dan indek eritrosit. Salah satu penyebab peningkatan kadar Hb, hematokrit, dan eritrosit setelah mengonsumsi buah bit adalah kandungan zat gizi, seperti zat besi, vitamin C, asam amino (triptofan, lisin), fosfor, kalsium, vitamin A, belerang, vitamin B1,dan betasianin sebagai antioksidan.
Kata kunci : anemia, buah bit, antianemia