PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS KESEHATAN TANAH DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN
DOI:
https://doi.org/10.35706/solusi.v11i26.80Abstract
Ada gunanya kita mengingat bahwa landasan terkuat bagi pengelolaan pertanian berkelanjutan ialah tanah. Tentunya, tanah yang sehat bagi usaha pertanian berkelanjutan. Tanah Sehat diartikan kaya dengan organisme tanah yang berfungsi mengubah sisa tanaman atau hewan yang mati menjadi unsur hara tanaman sebagai akibat dari praktek pertanian ekologis (pertanian organik) dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya pertanian dan kearifan lokal dengan menggunakan teknologi pertanian spesifik berwawasan lingkungan. Tentunya, pertimbangan yang sangat kuat adalah melalui praktek pertanian ekologis (good agricultural practices) dengan input kearifan lokal dengan sasaran pertanian berkelanjutan dalam mendukung ketahanan pangan.
Revolusi Hijau telah memanfaatkan (lebih tepatnya adalah “memperdayaâ€) tanah sebagai keberhasilan tersendiri menggapai swasembada beras yang menakjubkan hingga memberi “makan†sebagian belahan dunia.
Selain tanah sebagai landasan, juga disampaikan pengalaman penulis dalam “merekayasa “ (sesuai kajian penelitian dan pengalaman pribadi selama 6 tahun “berhutan-rimba†mengevaluasi tingkat kesesuaian lahan pertanian di Kalimantan dan Sumatera) keadaan tanah dengan teknologi sehingga dapat mengoptimumkan penggunaan sarana produksi sehingga tercapai efisiensi, serta berkelanjutan usaha tani dan keamanan lingkungan hidup tetap terjaga.
Pengkayaan khasanah tulisan ini ditunjang pula oleh hasil kegiatan penelitian bermitra dengan alumni yang membahas tentang organisme cacing dalam perbaikan sifat fisika dan kimia tanah dalam rangka menuju tanah yang “sehatâ€
Kata kunci : kesehatan tanah, pertanian berkelanjutan, dan ketahanan pangan
Downloads
References
Arifin, dkk. 2000. Efisiensi Penggunaan Pupuk P Dengan Bahan Organik Pada Tanah Andisol. Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran bekerjasama dengan Agricultural Research Management Project II Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Deptan. Bandung.
Bot, Alexander, and Jose Benites. 2005. The importance of soil organic matter: key to drought-resistant soil and sustained food production. FAO Soil Bulletin 80.
Brady, N.C. 1990. The nature and properties of soils. Tenth ed. MacMillan Publishing Compay. New York. 621p.
BBKP. 2003. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan. Departemen Pertanian. Jakarta.
Dilts, Russell. 1998. Facilitating the emergence of local institution: reflection from the experience of the community IPM programme in Indonesia. Report of the APO study meeting on the role of institutions in rural community development, Colombo, 21-29 September 1998.
FAO. 2003. Biological management of soil ecosystems for sustainable agriculture. World Soil Resources Reports No. 101. Rome
Earles, R. 2005. Sustainable agriculture: an introduction. A publication of ATTRA, the National Sustainable Agriculture Information Service.
Feenstra, G. 1997. What is sustainable agriculture. Sustainable Agriculture Research and Education Program. University of California. http://www.srep.ucdavis.edu/concept.htm, diakses 18 Pebruari 2012.
Gold, M.V. 1999. Sustainable agriculture: definitions and terms. Special reference briefs series no.SRB 99-02. Updates SRB 94-05. National Agricultural Library Agricultural Research Service. U.S. Departement of Agriculture. 10301 Baltimore Avenue. Beltsville, MD 20705-2351
Hairah, K., Widianto, S.R. Utami, D. Suprayogo, Sunaryo, S.M. Sitompul, B. Lusiana, R. Mulia, M.van Noordwijk, dan G. Cadisch. 2000. Pengelolaan tanah masam secara biologi. Refleksi pengalaman dari Lampung Utara. ICRAF. 187p.
Hsu, P.H. 1989. Aluminium Hydroxides and Oxyhydroxides. In : Dixon, J.B., and S.B. Weed (Eds.). Mineral in Soil Environments. 2nd Ed. Soil Sci. Soc. Of Amer., Inc. Madison, Wisconsin, USA.
Inoue, K. and T. Higashi. 1988. Al and Feâ€Humus Complexes In Andisols. Proceeding of The Ninth International Soil Classification Workshop. Japan. Editors : Kinloch, D.I., S. Shoji, F.H. Beinroth, and H. Eswaran.
Martianto, D. 2005. Pengembangan diversifikasi konsumsi pangan. Seminar Pengembangan Diversifikasi Pangan. BAPPENAS. Jakarta. 21 Oktober 2005.
Pingali, P.L; M. Hossain, and R.V. Gerpacio. 1997. Asian rice bowls: the returning crisis?. IRRI and CAB International.
Sakurai, K., A. Nakayama and T. Watanabe. 1989. Influences of aluminium ions on the determination of ZPC (Zero Point of Charge) of variable charge soils. Soil Sci. Plant Nutr. 35(4):623â€633.
Sanchez, P.A. 1976. Properties and Management of Soils in The Tropics. John Wiley and Sons. New York †London †Sydney †Toronto.
Setyorini, Diah; Subowo, dan Husnain. 2003. Laporan akhir penelitian peningkatan produktivitas lahan melalui teknologi pertanian organik. Balai Penelitian Tanah.
Sudjana, B. 2009. Pengaruh Cendawan Mikoriza dan Pupuk Posfor Pada Tanah Ultisol Terhadap Infeksi Akar, Serapan N dan P Daun Tanaman Kedelai Varietas Anjasmoro. Majalah Ilmiah “Solusi†Vol. 7, No. 13
Sudjana, B. 2011. Perbaikan Tanah Inceptisol Karawang Oleh Lumbricus rubellus dan Mulsa Organik Serta Kajian Potensi Terjadi Erosi Akibatnya. Jurnal Paspalum. Vol. 1, Nomor 2.
Sullivan, P. 2003. Applying the principles of sustainable farming. Fundamentals of sustainable agriculture. ATTRA Publication.
Tan, K.H. 1982. Principles of Soil Chemistry. Marcel Dekker, Inc., 270 Madison Avenue, New York.
Young, A. 1989. Agroforestry for soil conservation. CAB International, Walingford. 218 p.