Model Penguatan Kelembagaan Asosiasi Kopi Minang Sumatera Barat Menuju Manajemen Inovasi dalam Memperkuat Kearifan Lokal
DOI:
https://doi.org/10.35706/agrimanex.v1i1.4751Abstrak
Kopi sebagai salah satu komoditas unggulan Indonesia yang memiliki peluang pasar dalam negeri hingga luar negeri. Minuman olahan kopi kini semakin digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan sehingga membuat pertumbuhan konsumsi kopi nasional terus meningkat. Walau demikian, nasib petani kopi tidak berbanding lurus dengan tren konsumsi minuman kopi masyarakat Indonesia yang semakin tinggi. Permasalahan yang dihadapi oleh petani kopi seperti sebuah cyrcle line yang sulit untuk diputuskan, seperti luas lahan kecil, produktivitas rendah, kualitas rendah, harga ditingkat petani rendah, iklim tidak menentu dan masalah HPT. Semua masalah ini berakibat pada rendahnya penerimaan finansial petani sehingga sulit bagi petani memperluas kebun kopinya. Salah satu upaya mengatasi berbagai permasalahan tersebut dengan membentuk sebuah institusi (kelembagaan) yang melibatkan stakeholder terkait. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan merumuskan model penguatan kelembagaan pada Asosiasi Kopi Minang menuju manajemen inovasi untuk memperkuat kearifan lokal. Metode dasar yang digunakan deskriptif kualitatif, dilakukan analisa data primer untuk merumuskan model penguatan kelembagaan melalui siklus prototipe Asosiasi Kopi Minang. Hasil penelitian ini menemukan bahwa AKM memiliki dua core masalah utama yaitu masih lemahnya sumberdaya pengurus AKM dan masih lemahnya kelembagaan AKM, pada akhirnya dibangun model kelembagaan baru untuk mendukung tumbuh kembangnya Asosiasi Kopi Minang.