Isolasi dan Karakterisasi Jamur Indigenous dan Potensinya untuk Biodelignifikasi
Abstrak
Biodelignifikasi adalah suatu proses pendahuluan penghilangan lignin pada material berlignoselulosa menggunakan mikroorganisme. Pada industri tekstil, enzim yang dihasilkan jamur dimanfaatkan untuk mendegradasi pewarna sintetik yang terdapat pada limbah, bioremediasi tanah, biodegradasi polutan fenol di lingkungan,serta pengolahan pulp dan kertas. (Mosier. Et al., 2005). Jamur Indigenous adalah jamur yang memiliki kemampuan mendegradasi senyawa organik dan menjadikannya sebagai sumber nutrisi untuk metabolisme dan kehidupannya (Raju, et al.,2007). Jamur dipilih sebagai salah satu organisme untuk Biodelignifikasi karena mampu mendegradasi komponen yang bersifat toksik dengan cara transformasi yaitu mengubah bahan kimia berbahaya yang terbentuk pada tanah (Sullia, 2000). Jamur dapat bertahan hidup di berbagai lingkungan pada media yang berbeda termasuk tanah. Limbah dengan berbagai kandungan senyawa organik sulit terdegradasi karena bentuk polimernya, dan hanya sedikit yang dapat dihidrolisis karena struktur komposit dan kompleksnya. Beberapa jamur indigenous yang hidup dalam tanah mempunyai kemampuan untuk menguraikan berbagai senyawa organik diantaranya lignin dan selulosa. Jamur ini menghasilkan ligninase, yaitu enzim yang dapat menguraikan senyawa lignin dan selulase (Yang et al., 2005, Guang et al., 2006). Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan isolat jamur yang memiliki kemampuan untuk mendegradasi lignin. Isolasi diambil dari sumber tanah yang tercemar limbah tekstil, diisolasi menggunakan media selektif lignin dengan asam tanat sebagai sumber C tunggal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplorasi deskriptif dalam pengambilan sampel di lapangan dan metode eksperimental untuk pengamatan di laboratorium yaitu isolasi dan pengkulturan jamur dilakukan dengan metode pengenceran, kemudian identifikasi genus jamur dilakukan dengan metode Moist Chamber, sedangkan sifat serta morfologinya dijelaskan secara deskriptif berdasarkan petunjuk literature Introduction To Food-Borne Fungi (Samson et al., 1995) .Hasil Penelitian diperoleh 11 isolat jamur yang memiliki kemampuan ligninolitik. Genus Aspergillus, sp. memiliki kemampuan ligninolitik tertinggi dengan menghasilkan diameter zona bening 3,45 cm pada hari ke-3.