Pengaruh Waktu Penyimpanan Benih dan Konsentrasi Larutan Asam Sulfat Terhadap Pertumbuhan Benih Jarak (Jatropha curcas Linn.) di Persemaian
Abstrak
Untuk mengatasi permasalahan terjadinya kemunduran mutu benih baik yang diakibatkan oleh faktor
penyimpanan maupun diakibatkan oleh faktor kesalahan dalam penanganan benih, dapat dilakukan dengan
melakukan teknik ”invigorasi”. Invigorasi adalah suatu perlakuan fisik atau kimia, dalam hal ini zat kimia yang
digunakan adalah larutan asam sulfat dengan berbagai konsentrasi untuk meningkatkan atau memperbaiki vigor
benih yang telah mengalami kemunduran mutu (Basu dan Rudrapal, 1982). Perlakuan invigorasi berpengaruh sangat
nyata terhadap peningkatan performansi benih seperti daya kecambah, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh dan
laju pertumbuhan kecambah (Agus Ruliyansyah, 2011). Tujuan penelitian mempelajari pertumbuhan benih tanaman
jarak di persemaian dan mencari konsentrasi optimum larutan H2SO4 pada tiap lamanya waktu penyimpanan yang
memberikan bobot kering tanaman benih jarak yang tertinggi di persemaian. Percobaan dilaksanakan di
laboratorium benih dan di Kebun Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti Tanjungsari
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, Faktor I waktu dan konsentrasi larutan asam sulfat :
Perendaman 6 menit dalam H2SO4 0.25%, 0.50%, 0.75% dan 1.0%. Faktor II adalah lama penyimpanan benih :
tanpa disimpan, 1, 2, 3 bulan. Analisis data menggunakan metode regresi linier kuadratik. Hasil percobaan
menunjukkan terjadi interaksi antara waktu penyimpanan benih dan konsentrasi larutan asam sulfat terhadap luas
daun dan bobot kering tanaman. Waktu tanpa penyimpanan dan konsentrasi larutan asam sulfat 0.75% memberikan
pengaruh terbaik dibanding perlakuan lainnya. Pada waktu tanpa penyimpanan yang diikuti dengan konsentrasi
larutan asam sulfat optimum sebanyak 0.67% memberikan bobot kering tanaman tertinggi sebesar 28.193 gram.
Kata Kunci : Benih jarak, asam sulfat, invigorasi, penyimpanan benih