MEMBANGUN PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Abstract
Membicarakan tentang kemajemukan masyarakat Indonesia yang disebabkan oleh keadaan intern tanah air dan bangsa Indonesia sendiri. Faktor-faktor penyebab pluralitas masyarakat Indonesia adalah : (1) keadaan geografis, yang merupakan faktor utama terciptanya pluralitas suku bangsa. (2) Indonesia terletak antara samudera Indonesia dan Samudera Pasifik, sangat mempengaruhi terciptanya pluralitas agama di dalam masyarakat Indonesia. Pluralisme merupakan salah satu ciri dari multikulturalisme. Dua ciri lainnya ialah adanya cita-cita mengembangkan rasa kebangsaan yang sama dan kebanggaan untuk terus mempertahankan kebhinekaan itu. Secara konstitusional, Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat multikultural. Faktanya, masih banyak tantangan yang harus dihadapi, baik berkait dengan soal-soal kebangsaan maupun keagamaan. Memerlukan tiga pilar utama untuk menuju masyarakat multikultural tersebut. Pertama, ialah adanya para pengambil kebijakan publik yang adil yang mampu mengantisipasi dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh kebijakan publik yang akan diambilnya. Kedua, ialah adanya para pemimpin agama yang berwawasan kebangsaan yang luas dan lebih mengedepankan agama sebagai nilai daripada agama institusional. Ketiga, ialah adanya masyarakat yang berpendidikan dan rasional dalam menyikapi keragaman keagamaan (religious market) dan perubahan sosialDownloads
References
Al – Qur?an dan Al - Hadits
Arif, D. B. (2013). Membingkai Keberagaman Indonesia: Perspektif Pendidikan Kewarganegaraan Program Kurikuler. Penguatan Kompetensi Calon Praktikan PPL Program Studi PPKn, 1–23.
https://duniamanajemen.com/2018/02/makalah-tentang-keberagaman-dalam.html diakses pada 30/09/18
https://istighfarahmq.wordpress.com/2016/11/29/makalah-konsep-islam-tentang-keragaman-dalam-keberagaman/ diakses pada 30/09/18
https://sharingkuliahku.wordpress.com/2011/09/14/implementasi-multikulturalisme-dalam-dunia-pendidikan/ diakses pada30/09/18
http://ucupzrizqy.blogspot.com/2012/12/manusia-agama-dan-keberagaman.html diakses pada 30/09/18
Pengembangan, D., Islam, M., & Pehdahuluan, A. (n.d.). Kajian tentang Toleransi Beragama dalam Surat al-Kafirun, X(1), 19–31.
Rakhmat, J. (2006). Islam dan Pluralisme, 2(1), 227–228.
Studies, C. (2013). Language, People, Art, and Communication Studies, 4(2).
Ibnu Hibban,Al-Tsiqat (Bairut: Dar al-Fikr, 1975), 2/157
Abdul Karim Zidan,Ushul al-Da„wah (Maktabah Syamilah,t.t.),1/118
Yusuf al-Qardhawi,Merasakan Kehadiran Tuhan, terj.(Yokyakarta: Mitra Pustaka,2003), 237.
Fuad Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke II (Jakarta: Balai Pustaka,1990),777.
Prigoo digdo, Ensiklopedi Umum (Yogyakarta: Kanisius,1990),893.
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia,2006),853
Alwi Shihab, dalam Pengantar “Nilai-nilai pluralisme dalam islam; bingkai gagasan yang beerserak” ed.sururin, yahun 2005 hal.16.
Emha Ainun Najib ”Anggukan retmis kaki pak kyai” Risalah gusti Surabaya, 1995. hal 79.
Frithjof Schuon, The Preneal of Fhilosofi Muslim (Bandung: Mizan, 1993),76.
https://media.neliti.com/media/publications/61873-ID-islam-dan-pluralisme.pdf. Diakses pada tanggal 30/09/18
Pengembangan, D., Islam, M., & Pehdahuluan, A. (n.d.). Kajian tentang Toleransi Beragama dalam Surat al-Kafirun, X(1), 19–31.