Media Online dan Diskriminasi Rasial Papua

Penulis

  • Safira Adnin Karlina UPN “Veteran” Jawa Timur
  • Nabila Kusuma Wardhani UPN “Veteran” Jawa Timur

DOI:

https://doi.org/10.35706/jprmedcom.v2i1.3750

Abstrak

Pengepungan asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya menuai kontroversi. Tindakan aparat dalam menangani kasus jatuhnya bendera nasional ke dalam selokan dengan menggunakan gas air mata semakin kontroversional ketika peristiwa tersebut diberitakan media, seperti Detik.com dan Tirto.id. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pembingkaian berita, khususnya penerapan ideologi dan ekonomi politik media, untuk mendekati pemberitaan yang objektif dan independent. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Hasil penelitian meunukkan bahwa Detik.com melakukan pembingkaian berita dengan melakukan pemihakan kepada aparat dengan penunggalan sumber berita tanpa melakukan verifikasi ataupun konfirmasi ke pihak berseberangan serta penggunaan frasa “keras kepala” membuat mahasiswa Papua berada di pihak yang bersalah dan juga mengabaikan latar belakang peristiwa. Sedangkan pembingkaian berita yang dilakukan oleh media Tirto.id memberikan sudut pandang pemberitaan yang tidak membenarkan tindakan aparat menangani mahasiswa Papua, dan mewajarkan mengapa banyak massa reaksioner di luar Papua yang menuntut atas diskriminasi rasial dan persekusi yang dilakukan ormas dan aparat.

Kata Kunci: Media Online, Analisis, Framing, Papua, Rasisme, Pan dan Kosicki

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2020-06-30

Cara Mengutip

Karlina, S. A., & Wardhani, N. K. (2020). Media Online dan Diskriminasi Rasial Papua. Journalism, Public Relation and Media Communication Studies Journal (JPRMEDCOM), 2(1), 56–68. https://doi.org/10.35706/jprmedcom.v2i1.3750

Terbitan

Bagian

Journalism, Public Relation and Media Communication Studies Journal