Stabilitas Hasil Galur Harapan Kedelai Hitam Di Lokasi Jawa Barat Berdasarkan Metode Eberhart-Russel dan Metode AMMI Biplot
Abstrak
Penelitian dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai pola pengaruh interaksi G x E, mendapatkan genotipe-genotipe berdaya hasil tinggi dan stabil di lingkungan berbeda, serta mengetahui metode analisis stabilitas yang lebih efektif dalam menjelaskan pengaruh G x E dan stabilitas genotipe yang ditanam pada lingkungan bervariasi. Percobaan lapang dilaksanakan di tiga lokasi berbeda yaitu Cirebon, Majalengka dan Karawang secara serentak pada bulan Agustus-Desember 2010. Pada seluruh lokasi, set percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 13 galur harapan kedelai hitam dan 2 varietas kedelai hitam pembanding sebagai perlakuan, dan diulang sebanyak tiga kali. Karakter utama yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah biji per tanaman, jumlah buku produktif, jumlah polong per tanaman, bobot biji per tanaman (g), bobot seratus butir (g), bobot biji per plot (kg), bobot biji per hektare (ton), indeks panen (%), umur berbunga dan umur panen. Data dianalisis dengan analisis varian gabungan, analisis model Eberhart-Russell, analisis model AMMI (additive main effect and multiplicative interaction) dan analisis Procrustes. Pembandingan rata- rata mengikuti prosedur uji gugus Scott-Knott dan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil menunjukkan bahwa pengaruh genotipe berbeda pada lingkungan yang berbeda. Terutama bagi tinggi tanaman, jumlah buku produktif, jumlah biji per tanaman, dan bobot 100 butir. Hasil uji stabilitas dengan model Eberhart-Russell menunjukkan bahwa untuk karakter bobot 100 butir genotipe stabil adalah genotipe G1, bobot brangkasan adalah genotipe G11, bobot biji per plot adalah genotipe G8, bobot biji per hektare adalah genotipe G8, dan Ratio Panen adalah genotipe G8. Sedangkan pada model AMMI genotipe yang stabil untuk karakter bobot 100 butir adalah genotipe G4, sedangkan lokasi yang cenderung lebih sedikit kontribusinya terhadap interaksi pada karakter bobot 100 butir adalah lokasi Cirebon dan Karawang. Bobot brangkasan genotipe stabil adalah genotipe G8, sedangkan lokasi yang baik dengan perbedaan genotipe yang konsisten pada karakter bobot brangkasan adalah lokasi Majalengka. Bobot biji per plot genotipe stabil adalah genotipe G9, dan lokasi Cirebon merupakan lokasi yang cenderung memberi kontribusi sedikit terhadap interaksi pada karakter bobot biji per plot. Pada Ratio Panen genotipe stabil adalah genotipe G6, sedangkan lokasi Karawang adalah lokasi yang cenderung memperlihatkan konsistensi variasi genotipe pada Ratio Panen. Sedangkan, metode/model AMMI memberikan hasil yang lebih handal dalam mengurai interaksi antara genotipe dengan lingkungan, terutama pada kemampuan mengurai ragam interaksi, hubungan pendekatan model, dan kemampuan dalam menduga nilai respons.
Â
Kata kunci: Kedelai hitam, galur harapan, stabilitas hasil.
Â