OVERWEIGHT DAN PREMESNTRUAL SYNDROME
DOI:
https://doi.org/10.35706/hsg.v7i01.7956Abstrak
Premenstrual syndrome diidentifikasi dengan gejala fisik, emosional, dan perilaku yang sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari wanita, termasuk pekerjaan dan aktivitas sehari-hari, yang muncul menjelang menstruasi dan berakhir secara spontan beberapa hari setelah menstruasi. Belum diketahui penyebab sindrom pramenstruasi secara pasti, tetapi kemungkinan karena perubahan hormonal, prostaglandin, diet, obat-obatan, dan gaya hidup. Perempuan dengan berat badan berlebih berisiko tinggi mengalami PMS. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross-sectional untuk mengetahui hubungan overweight dengan premenstrual syndrome. Sampel penelitian sebanyak 53 mahasiswi kebidanan angkatan 2019-2020 dengan kriteria inklusi sudah siklus menstruasi teratur dalam dua bulan terakhir, bersedia menjadi responden dan mengisi formular informed consent. Variable independen dalam penelitian ini adalah IMT dan variable dependen adalah PMS. IMT diperoleh dengan perhitungan rumus IMT= Berat Badan: Tinggi Badan (m)2. Untuk mengetahui adanya PMS menggunakan kuesioner Shortened Premenstrual Assessment Form (SPAF). Dari hasil uji statistik Chi Square diperoleh P-Value 0,00 dan OR 8,02, maka dapat disimpulkan bahwa overweight berhubungan dengan Premenstrual Syndrome.
Kata Kunci: Status Gizi, Overweight, Premenstrual Syndrome