Analisis Modal dan Resiliensi Nafkah Rumah Tangga Petani di Desa Pasirtalaga Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang
DOI:
https://doi.org/10.35706/agrimanex.v3i2.8957Abstrak
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, tak terkecuali Indonesia memberikan pengaruh bagi kehidupan masyarakat, tak terkecuali masyarakat petani di Desa Pasirtalaga. Hal yang paling dirasakan oleh petani adalah adanya keterlambatan pengiriman pupuk dan pestisida yang mereka butuhkan. Meskipun tidak terdampak secara langsung, namun terdapat perubahan dalam kehidupan masyarakat. Selain pertanian, sumber nafkah rumah tangga petani juga berasal dari kiriman anggota keluarga yang merantau. Pandemi covid 19 mengakibatkan hilangnya kiriman tersebut karena anggota keluarga yang di PHK. Selain itu, kebijakan pemerintah dengan menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat juga menyebabkan ekonomi di Desa Pasirtalaga semakin turun. Dalam kondisi tersebut rumahtangga petani memiliki livelihood assets sebagai buffer capacity untuk mencapai suatu derajat resiliensi. Livelihood assets terbagi ke dalam lima modal, yaitu modal alam, modal fisik, modal manusia, modal finansial, dan modal sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan lima modal nafkah dengan tingkat resiliensi nafkah rumah tangga petani di Desa Pasirtalaga, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Unit analisis adalah rumah tangga, yaitu sebanyak 40 rumah tangga petani yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan berbanding lurus antara tingkat kepemilikan modal nafkah dengan tingkat resiliensi nafkah rumah tangga petani di Desa Pasirtalaga. Semakin tinggi kepemilikan modal nafkah, maka semakin tinggi pula tingkat resiliensi rumah tangga petani dalam menghadapi krisis akibat pandemic covid-19.
Unduhan
Referensi
Cote, M., & Nightingale, A. (2012). Resilience thinking meets social theory: Situating social change in socio-ecological systems (SES) research. Progress in Human Gheography, 36(4), 475–489.
Dharmawan, A. H. (2007). Pandangan Sosiologi nafkah (livelihood sociology) Mazhab Barat dan Mazhab Bogor. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 01(02).
Diniz, F. (2013). Livelihood strategies in settlement projects in the Brazilian Amazon: Determining drivers and factors within the Agrarian Reform Program. Journal of Rural Studies, 32, 196–207.
Hanazaki, N. (2012). Livelihood Diversity, Food Security and Resilience among the Caiçara of Coastal Brazil. Human Ecology Journal, 41, 153–164.
Oudenhoven, F., Mijatovic, D., & Eyzaguirre, P. (2011). Social-ecological indicators of resilience in agrarian and natural landscapes. Management of Environmental Quality, 22(2), 154–173.
Singarimbum, M., & Effendi, S. (1989). Metode Penelitian Survai. LP3S.
Turasih, & M Kolopaking, L. (2016). Strategi Adaptasi Perubahan Iklim Pada Petani Dataran Tinggi (Studi Petani di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara). Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 4(1), 70–82. https://doi.org/10.22500/sodality.v4i1.14408
Widianto. (2007). Strategi Nafkah rumahtangga petani tembakau di lereng gunung sumbing: studi kasus di Desa Wonotirto dan Desa Campursari, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 04(01), 1–24.